Manusia itu makhluk sosial yang membutuhkan interaksi antara sesama. Sebagai makhluk sosial tentu manusia tidak bisa hidup sendiri. Indonesia memiliki banyak keanekaragaman, seperti suku, ras, agama, budaya, adat istiadat, bahasa, watak, dan sebagainya. Untuk itulah toleransi sangat dibutuhkan di tengah masyarakat yang majemuk seperti ini. Sikap Primordial yang menganggap budaya sendiri lebih baik dari yang lainnya dapat menjadi sumber terjadinya perselisihan dan perpecahan. Keberagaman ini yang membuat Indonesia menjadi unik dan seksi dihadapan dunia. 

Di era media sosial yang sangat terbuka semua orang punya hak dan akses untuk menyuarakan pendapatnya, yang jadi permasalahan adalah dengan kondisi seperti ini selisih pendapat dan pemahaman akan sangat mungkin untuk terjadi, kemudian akan berdampak panjang bagi generasi selanjutnya mengingat jejak digital yang akan tetap ada dan sulit dihilangkan, apalagi sekarang trendnya membawa nama agama yang sangat sensitif di bidang apapun. Padahal Agama seharusnya menjadi solusi atas masalah sosial yang terjadi tapi malah perbedaan ini menjadi pemicu timbulnya permasalahan.

Jadi dapat disimpulkan yang menjadi penyebab intoleransi bukan 'agama'-nya, tapi bagaimana pemeluk agama memaknai ajaran di dalamnya. Hal ini mengakibatkan menurunnya sikap kebersamaan dan toleransi antara sesama manusia. Anti toleransi sendiri ditandai dengan meningkatnya rasa benci dan saling curiga.

Persoalan anti toleransi dan anti pluralisme yang semakin menguat tidak hanya dipengaruhi oleh akan dangkalnya pemahaman akan agama, tetapi juga banyak dipengaruhi dengan faktor riil seperti, politik, ekonomi, sosial dan budaya. 

Menanggapi intoleransi ini sikap yang dapat kita lakukan adalah sebagai berikut :

• Jangan ragu berteman atau bergaul dengan oang-orang yang berasal dari suku dan budaya yang berbeda
• Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dalam berhubungan dan berkomunikasi dengan masyarakat dari suku berbeda
• Jangan menganggap diri kita sebagai yang paling unggul berdasarkan suku dan budaya
• Jangan menganggap diri kita sebagai yang paling nasionalis sendiri
• Ikut berpartisipasi dalam kegiatan budaya yang selenggarakan, walaupun oleh teman yang memiliki latar belakang suku berbeda
• Menghormati suku, agama, budaya, dan adat istiadat orang lain
• Penanaman nilai multikultural yang dapat memberikan memberikan wawasan untuk mengetahui perbedaan budaya dan sikap toleransi.

Nilai multikultural juga dapat diterapkan dalam keluarga. Nilai budaya yang diterapkan seorang ibu kepada anaknya bertujuan untuk membentuk tingkah lakunya di masyarakat sehingga sesuai dengan norma yang berlaku. Tentu saja dengan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan membuat pribadi lebih mengerti mengenai toleransi terhadap keberagaman bangsa di Indonesia.