safari ramadhan
Safari ramadhan yang berarti sebuah perjalanan
dibulan Ramadhan yang dilakukan oleh Mubaligh dan Mubaligah untuk menyampaikan
risalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dibulan yang penuh kemuliaan ini. Mubaligh
dan Mubaligah hijrah adalah mereka yang peka akan kedatangan tamu agung yang
disebut Ramadhan, tamu agung ini menyapa setiap orang hingga sebulan lamanya,
namun tidak semua orang akan bersua kembali dengannya. Mubaligh dan Mubaligah hijrah
tidak semua berstatus ustadz/ustadzah, mereka bukan orang yang bersih dari
dosa, dan bukan pula yang hari-harinya dihabiskan di atas mimbar, ataupun
mereka yang sempurna akhlaknya. Tetapi mereka adalah orang yang mampu melawan
rasa takutnya dan menumbuhkan keberanian untuk naik di atas mimbar demi
menyampaikan kebaikan, mereka adalah orang yang belajar siang dan malam demi
menyampaikan kebenaran, dan mereka adalah orang yang siap untuk menyampaikan
risalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas dasar janji tuhannya di (QS. Muhammad
47:7).
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
"Wahai orang-orang yang beriman. Jika kamu
menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu."
Ini adalah sebuah kisah singkat perjalanan Mubaligh
dan Mubaligah hijrah yang diadakan oleh Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Mamuju yang insyaAllah berangkat dengan niat yang
baik Lillahi ta'ala.
Selepas pelatihan Mubaligh dan Mubaligah sehari
semalam lamanya, maka tercetaklah Mubaligh dan Mubaligah yang siap naik di atas
mimbar untuk menyuarakan agama Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Mereka adalah Mubaligh
dan Mubaligah dengan versi terbaik mereka yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala
titipkan dimuka bumi dalam menyusuri jalan-jalan dakwah.
Dimulailah safari ramadhan selama tiga hari lamanya,
mulai dari tanggal 23-25 Mei 2019 M/18-20 Ramadhan 1440 H dengan pembagian dua
tim yaitu :
- Tim Mamuju dengan titik lokasi (Takosang dan Tommo)
- Tim Mamuju Tengah dengan titik lokasi (Karama, Salugatta, dan Babana )
Serta kolaborasi antara tim Mamuju dan tim Mamuju
Tengah dengan titik lokasi (Pololereng). Menyusuri jalan berjam-jam bersama
dengan teriknya matahari dan dinginnya air hujan, tidak menyurutkan niat baik
itu bahkan kata menyerahpun adalah kata yang haram buat mereka. Mereka
meninggalkan kasur yang empuk untuk berada dijalan dakwah, tidakkah kalian
bertanya pada diri ini yang selalu menuntut hak tetapi seringkali melalaikan
amanah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai khalifah dimuka bumi yang
ditugaskan kepada setiap manusia, tidakkah kalian bertanya pada diri ini yang
sering mengkritik sampai lupa muhasabah diri, tidakkah kalian bertanya pada
diri ini bahwa comfort zone yang tak
mampu ditinggalkan adalah kesia-siaan berbentuk waktu terbesar yang tak akan
kalian rindukan ketika kelak berada dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk
diminta pertanggung jawaban atas seluruh waktu yang telah diberikan, tetapi
dihabiskan dalam kesia-siaan. Kenapa mereka bisa dan kalian tidak? bagaimana
mungkin mereka mampu dan kalian tidak? jika kalian berfikir akan banyak
tantangan yang akan dihadapi dalam prosesnya, itu memang benar. Mulai dari
pihak masjid yang kurang merespon kedatangan Mubaligh dan Mubaligah sampai imam
masjid yang tidak menyukai seorang mubaligah naik di atas mimbar. Bukan hanya
sebuah tantangan itu juga pengangkatan derajat kemulian manusia oleh Allah
Subhanahu Wa Ta’ala bagi yang mampu bersabar, mampu bersikap bijaksana, dan
tetap dalam ketaqwaan. Tidak mungkin Allah Subhanahu Wa Ta’alamemberi cobaan
melebihi kemampuan hambanya dan insyaAllah memberi hadiah jika mampu dilewati
oleh hambanya yang bersabar.
Tantangan yang mereka hadapi hanya bagian kecil
dari keseluruhan cerita safari ramadhan yang mereka jalani, karena nyatanya
begitu banyak kebaikan dan manfaat dibalik itu semua. Asiknya sahur bersama,
keseruan buka puasa bersama, candaan saat rapat evaluasi tentang pengalaman
setiap masjid yang mereka tempati, jamaah yang meneteskan air mata karena
mendengar ceramah mereka, masyarakat yang begitu menghargai dan antusias
kedatangan Mubaligh dan Mubaligah di kampungnya, dan masih banyak lagi
pengalaman yang tak terlupakan dalam perjalan dakwah ini.
Jika kalian yang tidak berkesempatan melakukan
safari ramadhan untuk menebar kebaikan agama Allah Subhanahu Wa Ta’ala saat
ini, mungkin bisa dilakukan ketika tamu agung itu (ramadhan) mampir
diperjumpaan selanjutnya, tentu hanya dengan izin Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Selepas membaca tulisan ini, minimal mari sedikit menggeser gedget dan megambil
Al-qur'an, membacanya, mempelajarinya, mengamalkannya, dan siap untuk
disampaikan.
Tulisan ini dibuat sebagai spirit perjuangan
dakwah dalam membumikan agama Allah Subhanahu Wa Ta’ala yaitu Islam dan
menebarkannya diseluruh penjuru bumi kalimat tauhid Lailahaillah. semoga
bermanfaat dan orang yang mengalami kisah ini, penulisnya, dan yang membacanya
terpercik spirit perjuangan dakwah Islam dan mendapat hidyah serta rahmat Allah
Subhanahu Wa Ta’ala untuk tetap berada dijalannya.
Editor : Achmad Nur
0 komentar