Eksistensi Money Oriented
Saat tulisan ini dibuat jumlah utang luar negeri Indonesia sebesar 5.200 triliun lebih dan menurut data.worldbank.org jumlah populasi Indonesia sebesar 260 juta ditahun 2017. Jika dibagikan antara jumlah utang luar negeri Indonesia dengan jumlah populasi maka setiap orang menanggung utang masing-masing sebesar 18 juta kurang lebih, walaupun menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia angka ini masih tergolong “baik”.
Fakta menarik lainnya Indonesia telah masuki periode bonus Demografi, Pertanyaanya apa itu bonus demografi ?
Singkatnya adalah keadaan ketika penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam keadaan dominan dibandingkan populasi lansia dan usia muda.Berdasarkan keterangan Kepala Bappenas, Armida Alisjahbana, “Indonesia sudah memasuki periode bonus demografi sejak 2012 ketika ratio ketergantungan di bawah 50 persen,”. Yang artinya 50 persen lebih penduduk Indonesia masuk ke dalam kategori siap untuk bekerja.
Bonus demografi ini harus dipersiapkan dengan baik melalui investasi dibidang kesehatan, pendidikan, tenaga kerja, kependudukan, dan ekonomi."Investasi ini diperlukan untuk menjamin angkatan kerja terdidik, memiliki kesempatan kerja yang layak, sehat secara fisik maupun mental". Masalahnya kemudian adalah kita lahir dimana sebagian orang berpendapat kita hidup pada masa dimana semua hal dibayar dengan uang.
Sebagian lain berkata kita tidak boleh menjadi seseorang yang "money oriented" untuk meng-counter hal ini, karena kita bekerja berdasarkan hasrat dan keinginan, bukan untuk uang. Misalnya saja dilihat dari sisi politik dan korupsi, penyebab utama maraknya dugaan kasus korupsi yang dilakukan anggota dewan salah satunya didasari karena pola pikir masyarakat yang cenderung money oriented walaupun memang ada juga yang menganggap menjadi anggota dewan kesempatan “memperkaya diri”.
Kita mesti mengubah mindset yang mengalami disorientasi ini. Rakyat perlu dicerahkan, dididik agar menjadi pemilih yang rasional dan cerdas, bukan soal uang, tetapi ini soal tanggung jawab diri bahkan masyarakat terhadap negara yang akan mengisi ruang-ruang kekuasan. Money oriented adalah sebuah pemikiran atau sikap yang selalu menginginkan hasil dalam jumlah besar dan dalam waktu yang singkat. Tentu hal tersebut tidak telepas dari kata uang yang menjurus pada hal-hal yang negatif seperti serakah, penyelewengan, dan kekuasaan. Namun, ada juga yang bernilai positif.
Karena money oriented identik dengan uang, akibatnya uang adalah penyebab utama bagi orang-orang yang memiliki pola pikir money oriented. Pemicu adanya money oriented tidak lain karena ketidak puasan dengan masalah ekonomi atau keungan yang kita miliki.
Pola pikir money oriented bisa mebuat kita jadi gila harta karena sangat rentan membuat kita yang terus berfokus pada uang saja. Ini akan mempengaruhi kondisi kejiwaan kita yang timbul ketidak puasan dalam diri dan akhirnya dapat melakukan hal menyimpang, serta bisa menghalalkan segala cara demi terpenuhinya hasrat bukan kebahagiaan, yang notabenenya kebahagiaan merupakan tujuan utama kita sehingga ingin meningkatkan finansial kita, tetapi tertangguhkan akibat hasrat money oriented yang berlebih.
Tidak semua money oriented terkesan buruk, pola pikir money oriented juga dapat memacu kita giat dalam bekeja untuk berupaya memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidup, serta meningkatkan kesejahteraan diri maupun orang-orang yang kita kasihi. Misalnya, kita berada dititik terendah dalam hidup, serba keterbatasan. Money oriented menjadi hal yang diperlukan untuk memacu kita lebih giat bekerja dan mendapatkan penghasilan yang lebih baik dan lebih banyak.
Sejauh pemahan saya, money oriented bukan kata positif, juga bukan sepenuhnya kata negatif. Tetapi, money oriented lebih kepada mindset kita yang akan berdampak bagi diri sendiri. Kita harus memiliki sikap yang tegas akan hal itu, dan saya parcaya bahwa orang cerdas akan berlayar untuk berlabuh di tempat yang berdampak baik baginya.
Editor : Achmad Nur
0 komentar